Sering kita mendengar saat ada sekumpulan pria mengatakan, kalian enak sih jadi perempuan. Karena jadi laki-laki itu berat, kalian memiliki tanggung jawab yang besar. Harus mencari nafkah. Harus mapan. Kalau tidak mapan, tidak ada perempuan yang mau bersamanya. Sedangkan perempuan, tidak diwajibkan untuk mapan. Istilahnya tinggal duduk diam, terus dikasih uang sama sih laki-laki. Dan begitupun kadang ada ucapan dari sekelompok perempuan yang mengatakan, kalian laki-laki enak, tidak perlu merasakan rasa sakit perempuan ketika harus melahirkan. Saat mengandung 9 bulan, sampai dengan lahiran. 

Tidak Ada Yang Lebih Enak Antara Perempuan Dan Laki-Laki

Dan kalian tidak tahu bagaimana rasanya sakit menstruasi setiap bulan. Dan ketika menikah, perempuan harus mengurus anak, rumah, di waktu yang bersamaan, dan ketika suami pulang kerja, harus masih bisa semangat mengurus dan melayani si suami. Jadi kalian para laki-laki tidak tahu rasa sakit dan lelah si perempuan. Dan pada dasarnya tidak ada yang lebih enak antara perempuan dan laki-laki. Keduanya memiliki job desknya masing-masing. Keduanya memiliki porsinya masing-masing. Akan selalu ada plus minus. Sehingga kita tidak bisa mengatakan gender mana yang lebih enak, lebih menguntungkan dan lain sebagainya. 

Karena masing-masing memiliki kesulitan yang sama tapi di bidang berbeda. Dan keduanya memiliki tanggung jawab yang besar. Jadi jangan pernah sewaktu-waktu kalian mengatakan lagi lebih enak menjadi gender apa. Jangan menyepelekan job desk dari masing-masing gender. Karena masing-masing memiliki tingkat kesulitan, tingkat kerumitan dan beban yang sama besar. Tapi dengan cara yang berbeda. Dan keduanya sama-sama tidak mudah untuk dijalankan. Jika kalian benar-benar menjalankan peran dari gender tersebut. 

Misalnya sebagai laki-laki, kalian benar-benar menjalankan tugas layaknya laki-laki. Menafkahi keluarganya, istri dan anak-anak. Dan menjaga keluarganya dari segala hal yang dapat mencelakai keluarganya. Dan begitupun dengan perempuan, ketika mereka benar-benar menjalankan peran mereka, dalam merawat anak, merawat suaminya, keluarganya. Dan terus membuat rumahnya hangat. Menjadikan tempat untuk pulang. Karena ketika kita tidak menjalankan peran gender kita, maka saat itulah kita suka berasumsi bahwa gender ini lebih enak. Gender itu lebih enak.